
Kegembiraan orang tua salah seorang mahasiswa setelah anaknya diterima di dan menjalani kulaih di salah satu universitas negeri terkemuka di Bandung mendadak sirna, berubah menjadi rasa duka dan kesedihan yang tak pernah terbayangkan. Betapa tidak karena putra kesayangan mereka ketika “terpaksa” mengikuti program pengenalan kampus, harus rela menyabung nyawa. Berbagai usaha untuk menyelamatkan jiwanya tak mampu menolongnya. Mahasiswa Jurusan Fakultas Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan itu pun meninggal dunia. Berbagai dugaan pun merebak, diantaranya adalah karena fisik si mahasiswa memang tidak mendukung untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Lagi-lagi kita harus menyaksikan, kegiatan yang seharusnya bernuansa akademik telah harus berakhir tragis dengan kematian pesertanya. Seperti diketahui, Rektor ITB, Djoko Santoso, telah mencopot Ketua Program Studi Geodesi dan Geomatika, Wedyanto Kuntjoro, menyusul meninggalnya mahasiswa Geodesi, Dwiyanto Wisnu Nugroho saat mengikuti orientasi studi pada akhir pekan lalu (Tempo Interaktif, 11 Pebruari 2009). Meskipun salah satu petinggi di Fakultas Teknis Geodesi telah dicopot tetapi tentu saja ini tidak cukup menyelesaiakan masalah dan mengobati kegeraman orang tua mahasiswa yang menjadi korban.
Lagi-lagi kita harus menyaksikan, kegiatan yang seharusnya bernuansa akademik telah harus berakhir tragis dengan kematian pesertanya. Seperti diketahui, Rektor ITB, Djoko Santoso, telah mencopot Ketua Program Studi Geodesi dan Geomatika, Wedyanto Kuntjoro, menyusul meninggalnya mahasiswa Geodesi, Dwiyanto Wisnu Nugroho saat mengikuti orientasi studi pada akhir pekan lalu (Tempo Interaktif, 11 Pebruari 2009). Meskipun salah satu petinggi di Fakultas Teknis Geodesi telah dicopot tetapi tentu saja ini tidak cukup menyelesaiakan masalah dan mengobati kegeraman orang tua mahasiswa yang menjadi korban.